[WARTANUSANTARA.ID] Juru bicara Brigade Al-Qassam, sayap militer gerakan Hamas, Abu Ubaida, secara resmi mengumumkan tewas gugurnya Kepala Staf (panglima) brigade tersebut, Komandan Muhammad Al-Deif dan sejumlah anggota Dewan Militer.
Abu Ubaida mengatakan dalam pidato video pada Kamis malam, “Dengan segala tanda keluhuran dan kebanggaan, dan setelah menyelesaikan semua prosedur yang diperlukan dan melakukan semua tindakan kewaspadaan keamanan dalam kondisi pertempuran dan lapangan, dan setelah melakukan verifikasi yang diperlukan dan mengambil semua tindakan yang relevan, Brigade Asy-Syahid Izzuddin al-Qassam menyampaikan kabar duka kepada rakyat Palestina dan umat Islam serta semua pendukung kebebasan dan pendukung perlawanan terhadap penjajah di seluruh dunia atas gugur syahidnya sejumlah mujahidin dan pemimpin utama yang heroik dari anggota Dewan Militer Umum Brigade Asy-Syahid Izzuddin Al-Qassam:
1. Asy-Syahid Komandan Mohammad Al-Deif (Abu Khalid), Panglima Tinggi Brigade Izzudin Al-Qassam.
2. Asy-Syahid Marwan Isa (Abu Al-Bara’), wakil panglima Brigade Izzudin Al-Qassam.
3. Asy-Syahid Ghazi Abu Thammaah (Abu Musa), kepala Staf Persenjataan dan Pelayanan Tempur.
4. Asy-Syahid Raed Thabet (Abu Muhammad), Komandan Sumber Daya Manusia.
5. Pemimpin Mujahid yang heroik Rafi Salama (Abu Muhammad), komandan Brigade Khan Yunis.
Abu Ubaida menambahkan: “Kami juga telah mengumumkan selama pertempuran tentang kesyahidan kedua pemimpin mujahidin: Ahmed Al-Ghandour (Abu Anas), komandan Brigade Utara dan Ayman Nofal (Abu Ahmed), komandan Brigade Gaza Tengah.
“Semoga Allah Tuhan Yang Maha Kuasa mengampuni mereka dan meridhoi mereka, dan kedamaian atas jiwa mereka yang suci, dan kepada semua jiwa para syuhada umat kita.”
Abu Ubaida menekankan bahwa kesyahidan para pemimpin tidak akan melemahkan dukungan terhadap perlawanan dan Brigade Al-Qassam, namun justru akan meningkatkan perlawanan dan kekuatannya.
Abu Ubaida menekankan bahwa sistem Brigade Al-Qassam tidak mengalami kekosongan kepemimpinan, bahkan untuk satu jam pun. Mujahidin menjadi semakin gagah berani, dan motivasi mereka untuk berperang semakin meningkat sebab mereka berperang berdasarkan prinsip-prinsip, keyakinan. Gugurnya satu pimpinan akan digantikan seribu panglima.
Dijelaskannya, berita syahidnya masing-masing pemimpin mereka memberikan pengaruh pada mujahidin kita. Berbeda dengan musuh. Mujahidin kita menganggapnya sebagai tanda kemenangan dan kekuatan, sehingga tekad mereka menjadi lebih kuat, dan pertempuran pun makin ganas dan intensitasnya meningkat dan para mujahidin menjadi semakin gagah berani, dan mereka menjadi semakin kuat dalam menyerang musuh dan motivasi mereka untuk berperang meningkat dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya yang disaksikan oleh seluruh dunia. Mereka masih setia terhadap janji kebenaran.
Abu Ubaida menekankan bahwa darah para pemimpin tidak lebih berharga daripada darah anak-anak Palestina mana pun di muka bumi ini, dengan mengatakan, “Semua orang-orang besar ini syahid, datang tanpa direncanakan di tengah-tengah Pertempuran Badai Al-Aqsa di tempat gugurnya dan aksi kepahlawanan; di ruang operasi komando atau bentrokan langsung dengan pasukan musuh di lapangan atau dalam hal memeriksa barisan mujahidin, mengatur jalannya pertempuran, mereka mencapai tujuan mereka. Mereka yang gugur sesungguhnya telah mewujudkan tujuannya dengan syahid di jalan Allah sebagai penutup hidup yang berkah yang dipenuhi dengan kerja keras di jalan Allah, dalam mewujudkan kebebasan mereka, membela tempat suci dan tanah air mereka. Mereka gugur syahid untuk meneken dengan darah murni mereka atas ketulusan afiliasi dan pengorbanan mereka sebagai deklarasi bahwa darah para pemimpin tidak lebih berharga daripada darah anak-anak Palestina mana pun di tanah ini.”
Abu Ubaidah melanjutkan, “Para syuhada ini menang ketika mereka berjuang demi agama mereka, tanah air mereka, dan jalan Nabi mereka, dan mereka terbunuh karenanya dalam pertempuran terbesar dalam sejarah umat kita, demi tujuan yang paling suci di muka bumi meski gugur di tangan makhluk Allah paling hina dan paling dibenci-Nya yakni Yahudi. Mereka menang ketika menginspirasi jutaan umat kita untuk mengibarkan panji-panji itu datang setelah mereka menyerahkan panji itu kepada para pemimpin terkemuka dan kuat yang merupakan rekan mereka di jalan yang sama tidak kenal patah semangat dengan kuasa Tuhan. Para syuhada, setelah sekian lama berjihad di mana mereka melakukan pertempuran heroik, menjadikan musuh kita lemah dan menempatkan kakinya di jalur kepunahan dan kekalahan, inilah yang pantas bagi pemimpin kita Muhammad Al-Deif, yang telah membuat musuh kita kelelahan lebih lama lagi dari 30 tahun.”
Dia mengakhiri pidatonya dengan mengatakan, “Salam sejahtera bagi jiwa syahid legendaris Mujahid Muhammad Al-Deif Abu Khaled dan sejahtera bagi para syuhada utama komandan lapangan dan mujahidin heroik kami menyaksikan kehebatan mereka dan dampak dari jihad dan kejujuran mereka serta menjalani kepahlawanan mereka yang unik dan setia dengan berjanji bahwa darah murni dan pengorbanan mereka yang diberkati akan menjadi bencana bagi penjajah Israel akan disingkirkan dari tanah Palestina."
Sumber : PIP