Kaum musyrikin Quraisy melakukan berbagai siksaan terhadap
para sahabat Nabi. Mereka yang disiksa adalah kaum muslimin yang tidak
mempunyai kedudukan, fakir miskin, dan budak (hamba sahaya). Siksaan mereka
lebih keras dibandingkan Rosul. Dikarenakan mereka tidak mempunyai pelindung
sebagaimana Abu Thalib sebagai tokoh Quraisy melindungi Rosulullah Saw. Pada
kesempatan ini penulis akan menyeritakan siksaan yang dialami oleh Bilal bin
Rabah berstatus budak dan keluarga Ammar bin Yasir yang lemah.
Bilal bin Rabah merupakan budak milik Umayah bin Khalaf
al-Jumahi. Umayah merupakan salah satu elit Quraisy yang paling keras menentang
dakwah Nabi. Suatu saat ketika keislaman Bilal diketahui oleh majikannya, ia
membawa Bilal ke padang pasir di tengah panasnya terik matahari. Umayah bin
Khalaf menyiksanya dengan meletakkan Bilal di atas padang pasir, lalu
meletakkan batu besar di atas dadanya. Begitu beratnya siksaan Bilal oleh
Umayah, ia dipaksa untuk mengingkari Rosulullah Saw. dan mengakui Lata dan Uzza
sebagai tuhan. Bilal tabah, dan berkata, “Ahad,
ahad, ahad“. Dan terus mengucapkan Ahad
(Allah yang Maha Esa) kendati siksaan itu sangat berat. Akhirnya, Abu Bakar lewat dan menukar Bilal
dengan budak miliknya lalu memerdekakan Bilal.
Siksaan yang dialami keluarga Ammar bin Yasir lebih parah lagi.
Musyrikin Quraisy menyeret mereka ke
tanah padang pasir yang panasnya sangat menyengat, dan menyiksanya di sana.
Rosulullah Saw. melintas di hadapan mereka, lalu berkata, “Bersabarlah wahai
keluarga Yasir, karena janji kalian adalah surga." Yasir (ayah Ammar) meninggal
dunia, sementara ibunya Ammar bernama Sumayyah ditikam oleh Abu Jahal dengan
tombak tepat di kemaluannya hingga syahid. Sementara Ammar bin Yasir tidak kuat
dengan berbagai siksaan yang sangat berat, Ia terpaksa menuruti perintah Abu Jahal
dan rekan-rekannya untuk mencela Rosulullah dan memuji Lata dan Uza. Akhirnya, mereka
melepaskannya.
Sambil menangis, Ammar mengadu kepada Rosulullah Saw dan
menceritakan apa yang dialaminya. Bahwasanya dalam hatinya masih terdapat
keimanan. Kemudian Allah Swt. menurunkan firman-Nya:
“Barang siapa kafir kepada Allah setelah dia beriman (dia mendapat
kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang
dalam beriman (dia tidak berdosa)....” (an-Nahl
[16] : 106)
Siksaan yang dialami oleh para sahabat Nabi banyak, penulis
merasa cukup dengan dua kisah di atas sebagai gambaran. Berbagai siksaan yang
dialami oleh para sahabat Nabi, semakin menambah keimanan mereka. Mereka tidak
mundur dari agama Islam sedikitpun. Insya Allah penulis akan menjelaskan hikmah
berbagai ujian yang dialami oleh para
sahabat Nabi.
Selesai di gunung Gede Pangrango yang sangat dingin menusuk
tulang,hehehe