Gangguan Terhadap Sahabat Rosul (13)

Kaum musyrikin Quraisy melakukan berbagai siksaan terhadap para sahabat Nabi. Mereka yang disiksa adalah kaum muslimin yang tidak mempunyai kedudukan, fakir miskin, dan budak (hamba sahaya). Siksaan mereka lebih keras dibandingkan Rosul. Dikarenakan mereka tidak mempunyai pelindung sebagaimana Abu Thalib sebagai tokoh Quraisy melindungi Rosulullah Saw. Pada kesempatan ini penulis akan menyeritakan siksaan yang dialami oleh Bilal bin Rabah berstatus budak dan keluarga Ammar bin Yasir yang lemah.

Bilal bin Rabah merupakan budak milik Umayah bin Khalaf al-Jumahi. Umayah merupakan salah satu elit Quraisy yang paling keras menentang dakwah Nabi. Suatu saat ketika keislaman Bilal diketahui oleh majikannya, ia membawa Bilal ke padang pasir di tengah panasnya terik matahari. Umayah bin Khalaf menyiksanya dengan meletakkan Bilal di atas padang pasir, lalu meletakkan batu besar di atas dadanya. Begitu beratnya siksaan Bilal oleh Umayah, ia dipaksa untuk mengingkari Rosulullah Saw. dan mengakui Lata dan Uzza sebagai tuhan. Bilal tabah, dan berkata, “Ahad, ahad, ahad“. Dan terus mengucapkan Ahad (Allah yang Maha Esa) kendati siksaan itu sangat berat.  Akhirnya, Abu Bakar lewat dan menukar Bilal dengan budak miliknya lalu memerdekakan Bilal.

Siksaan yang dialami keluarga Ammar bin Yasir lebih parah lagi. Musyrikin Quraisy menyeret mereka  ke tanah padang pasir yang panasnya sangat menyengat, dan menyiksanya di sana. Rosulullah Saw. melintas di hadapan mereka, lalu berkata, “Bersabarlah wahai keluarga Yasir, karena janji kalian adalah surga." Yasir (ayah Ammar) meninggal dunia, sementara ibunya Ammar bernama Sumayyah ditikam oleh Abu Jahal dengan tombak tepat di kemaluannya hingga syahid. Sementara Ammar bin Yasir tidak kuat dengan berbagai siksaan yang sangat berat, Ia terpaksa menuruti perintah Abu Jahal dan rekan-rekannya untuk mencela Rosulullah dan memuji Lata dan Uza. Akhirnya, mereka melepaskannya.

Sambil menangis, Ammar mengadu kepada Rosulullah Saw dan menceritakan apa yang dialaminya. Bahwasanya dalam hatinya masih terdapat keimanan. Kemudian Allah Swt. menurunkan firman-Nya:

“Barang siapa kafir kepada Allah setelah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa)....” (an-Nahl [16] : 106)

Siksaan yang dialami oleh para sahabat Nabi banyak, penulis merasa cukup dengan dua kisah di atas sebagai gambaran. Berbagai siksaan yang dialami oleh para sahabat Nabi, semakin menambah keimanan mereka. Mereka tidak mundur dari agama Islam sedikitpun. Insya Allah penulis akan menjelaskan hikmah berbagai ujian yang dialami oleh  para sahabat Nabi.


Selesai di gunung Gede Pangrango yang sangat dingin menusuk tulang,hehehe

0/Post a Comment/Comments