Saya
sering mendengar ucapan laknat untuk Abu Bakar, Umar bin Khatab, dan Utsman bin
Affan dari mereka yang pro ahlul bait. Saya akan mengambil referensinya dari
sebuah buku Sirah Nabawiyah karya seorang ulama besar, DR. Muhammad Sa'd
Ramadhan al-Buthy. Saya akan meringkasnya secara singkat.
Setelah
Rosulullah Saw. wafat, kaum muslimin yang berkumpul di Saqifah bani Sa'idah
telah menyepakati bahwa Abu Bakar sebagai Khalifah pengganti Rosulullah. Ali
bin Abi Thalib tidak pernah menentang kesepakatan tersebut. Adapun mengenai
keterlambatan pembaiatan terhadap Abu Bakar dikarenakan perbedaan pendapat
dengan Fatimah mengenai masalah warisan dari Rosulullah Saw.
Ketika
dalam Perang Riddah, Abu Bakar bersiap memimpin pasukan ke Dzil Qishsah, namun
Ali bin Abi Thalib mencegahnya seraya berkata, " Wahai Khalifah
Rosulullah, kuingatkan kepadamu apa yang pernah dikatakan oleh Rosulullah Saw.
pada perang Uhud, 'Sarungkanlah pedangmu dan senangkanlah kami dengan dirimu. '
Demi Allah, jika kaum muslimin mengalami musibah karena kematianmu, niscaya
mereka tidak akan memiliki eksitensi sepeninggalanmu."
Bahkan
ketika Abu Bakar memprakarsai ekspansi militer ke negeri-negeri Romawi Timur
(Byzantine), beliau bertanya kepada Ali. Ali bin Abi Thalib mendukung gagasan
tersebut. Di mata Abu Bakar, posisi Ali bin Abi Thalib baginya sangat penting
dalam kepentingan dakwah Islam.
Sekiranya
benar bahwa Ali bin Thalib mempunyai kebencian kepada Abu Bakar, tentunya tidak
mungkin Ali melakukan pembaiatan, mencegah kepergian Abu Bakar dalam memimpin
perang, dan mendukung langkah-langkah Abu Bakar sebagai Khalifah. Apapun yang
dilakukan oleh Ali bin Thalib dalam penjelasan di atas merupakan bentuk
kecintaan kepada Abu Bakar. Jika kecintaan Ali bin Abi Thalib terhadap Abu
Bakar begitu besar, kenapa harus mencaci maki dan melaknat Abu Bakar?
Ketika
Umar bin Khotob terpilih menjadi khalifah, beliau menempatkan Ali menjadi mustasyar
awwal ( penasihat
pertama). Saking pentingnya posisi Ali bin Abi Thalid di matanya, beliau sampai
bilang, “Seandainya tidak ada Ali, niscaya Umar celaka”. Bahkan Ali bin
Abi Thalib memberikan nasehat agar Umar bin Khotob tidak berangkat untuk
memimpin pasukannya memerangi orang-orang Persia.
Ketika
tim Ahli Syuro memutuskan Utsman bin Affan sebagai Khalifah yang ketiga,
menurut Ibnu Katsir bahwa Ali lah yang pertama kali membaiatnya sebagai
Khalifah. Bahkan menurut Said Ramadhan al-Buthi menyatakan bahwa Ali bin
Abi Thalib sebagai pendukung terbaik khilafah yang dipimpin oleh Utsman bin
Affan.
Ketika
ada rencana pembunuhan terhadap Khalifah Utsman, Ali menyuruh kedua anaknya
(Hasan dan Husein) untuk menjaga rumahnya Khalifah Utsman bin Affan.
Jika
benar ada perintah dari Rosulullah mengenai bahwasanya kekuasaan pasca
Rosulullah diserahkan kepada Ali, tidak mungkin sahabat mulia seperti Abu
Bakar, Umar bin Khotob, dan Utsman bin Affan melanggar titah Rosul. Begitu pula
Ali, apakah mungkin Ali berpaling dari titah Rosulullah mengenai kekhilafahan
diserahkan kepadanya?
Para
ulama bersepakat bahwasanya tidak ada nash dalil yang menyatakan bahwa
kekhilafahan pasca Rosulullah Saw. Diserahkan kepada Ali bin Abi Thalib.
Kesimpulan dari tulisan ini adalah jika kita mencintai Ali bin Abi
Thalib, teladanilah beliau begitu dalamnya cinta beliau kepada Abu Bakar, Umar
bin Khotob, dan Utsman bin Affan. Jangan pernah melaknatnya..