Kaum muslimin yang ikut hijrah ke Habsyah berjumlah sekitar
10 sampai 16 orang[2], di
antaranya terdapat puteri Rosulullah bernama Ruqayyah bersama suaminya, Utsman
bin Affan. Peristiwa ini terjadi pada bulan Rajab tahun lima kenabian. Peristiwa ini dikenal hijrah yang pertama dalam sejarah Islam. Mereka
tinggal di Habsyah selama 2 bulan, pada bulan Syawal tahun yang sama mereka
kembali ke Mekkah karena mendengar bahwasanya kaum Quraisy telah masuk Islam. Begitu
mereka tiba di perbatasan, ternyata kabar tersebut adalah berita bohong. Sebagian
ada yang kembali ke Habsyah, masuk Mekkah secara sembunyi-sembunyi, dan masuk
Mekkah dengan jaminan keamanan dari salah seorang Quraisy.
Penyebab kabar bohongnya bahwa kaum Quraisy masuk Islam
ialah ketika Nabi Saw. membaca surat An-Najm di depan Ka’bah sampai ayat, ‘Maka apakah patut kamu (orang-orang musyrik)
menganggap (berhala) al-Lata, al-Uzza, dan al-Manat, yang ketiga kemudian
(sebagai anak perempuan Allah).’ (An-Najm
[53] : 19-20). Setan membisikkan kepada mereka, “Itulah Gharaniq yang agung dan syafaat
benar-benar yang diharapkan.” Mereka mengira bahwasanya Nabi mengucapkannya,
mereka (kaum musyrikin) ikut sujud bersama beliau. Rosulullah mendengar bisikan
setan kepada mereka, beliau sedih. Sebenarnya Nabi tidak memuji tuhan-tuhan
berhala mereka. Turunlah surat al-Hajj ayat 52 yang menghibur dan mengurangi
kesedihan beliau, beliau pun bergembira. Ini merupakan ketentuan-Nya yang
berlaku terhadap para Nabi dan Rosul karena hikmah yang diketahuinya.[3]
Lalu siapa yang membiayai perjalanan hijrah kaum muslimin
yang lemah ke Habsyah? Dialah Utsman bin Affan yang kaya, menantunya Rosulullah Saw. Di Habsyah, Utsman
membina koneksi bisnis yang membuatnya lebih kaya lagi. Bahkan ketika Hijrah ke
Yastrib (kemudian hari berganti Madinah), Utsman tidak pernah memutus hubungan
bisnis dengan kota asalnya, Mekkah.[4]
Utsman bin Affan benar-benar kaya, selalu mengeluarkan harta kekayaannya yang
sangat banyak untuk perjuangan Islam.
Selesai di kaki gunung Gede Pangrango