Rencana Kudeta PKI 1965

PKI akan melakukan kudeta dan pembunuhan terhadap para jenderal Angkatan Darat sudah jauh hari diisyaratkan oleh DN. Aidit, Soedisman, dan Dr. Soebandrio.

Untuk mengetahui hal itu jangan baca buku-buku sejarawan pro PKI. Sudah tentu mereka kacaukan informasi dan faktanya. Tetapi lihatlah pada orasi dan pidato politik serta dialog tokoh-tokoh dalam berbagai kesempatan.
Orasi dan pidato tokoh-tokoh PKI berikut mengindikasikan mereka sudah punya rencana tersebut:
1. Pada tanggal 9 september 1965 ketua CC PKI D.N. Aidit menyatakan di depan sukarelawan Deppen: "Kita berjuang untuk sesuatu yang pasti lahir. Kita kaum revolusioner menjaga supaya lahirnya sang bayi, cepat menjadi besar."
Yang dimaksud oleh Aidit dengan "sang bayi" adalah "revolusi komunis". Sedangkan "cepat menjadi besar" adalah meluasnya pengaruh PKI dan conditioning yang diciptakan PKI melalui aksi, orasi, propaganda, dan indoktrinasi menciptakan situasi membara serta meletusnya revolusi komunis.
2. Pada tanggal 14 september 1965 kembali Aidit menyatakan di depan Sidang Dewan Nasional SOBSI: "Yang paling penting sekarang ini adalah bagaimana kita memotong penyakit kanker di masyarakat yaitu setan kota. Kalau revolusi mau tumbuh dengan subur, maka kita harus menyingkirkan kaum dinasti ekonomi atau kapbir dan setan kota dari segenap aparatur politik dan ekonomi negara."
3. Pada tanggal 27 september 1965 di hadapan anggota IPPI (Ikatan Pemuda Pelajar Indonesia) Aidit menegaskan: "Hati kita lebih daripada lapar, kita tidak akan serahkan nasib kita kepada setan kota. Kita akan ganyang dan kalahkan setan kota."
4. Pada awal bulan januari 1965 Dr. Soebandrio dalam pidatonya pada peringatan ulang tahun Harian Duta Masyarakat (koran NU) mengatakan: "Tahun 1965 merupakan tahun kristalisasi kekuatan-kekuatan dalam revolusi Indonesia dan dalam tahun ini akan ada kawan seperjuangan yang terpaksa kita tinggalkan, karena mereka tidak lagi dapat mengikuti jalannya revolusi bahkan menjadi kontra revolusi. Bahkan untuk meninggalkan kawan-kawan yang tadinya seperjuangan itu hati kita memang menangis, tetapi terpaksa kita lakukan demi keselamatan revolusi kita."
5. Pada tanggal 29 september 1965 Amir Anwar Sanusi, wakil sekjen PB Front Nasional dan anggota Politbiro CC PKI menyatakan: "Kita sedang dalam situasi di mana Ibu Pertiwi (maksudnya Indonesia) sedang hamil tua (maksudnya situasi yang dikondisikan PKI sudah matang dan siap untuk pecahannya revolusi komunis). Sang Paroji (bidan/PKI) sudah siap dengan alat yang diperlukan untuk menyelamatkan sang bayi yang sudah lama dinanti-nantikan. Sang bayi adalah kekuasaan politik yang sudah ditentukan dalam manipolis. Sukarelawan adalah satu alat penting di tangan sang paroji. Ada segelintir setan yang mengancam keselamatan Ibu Pertiwi dan bayi yang akan dilahirkan."
6. Keterangan Brigjen Soegandi kepada Team Pemeriksa Pusat (TEPERPU). Disana diceritakan dialognya dengan Soedisman, DN. Aidit, laporannya pada Mayjen M.T. Haryono, pertanyaan Ir. Sakirman tokoh PKI dan anggota CC PKI yang merupakan kakak Mayjen S. Parman, juga laporannya pada Presiden Soekarno (lihat foto-foto di bawah yang saya kutip dari buku Jenderal Besar HM. Soeharto yang ditulis mantan sekretaris pribadi Jenderal Besar A.H. Nasution, Drs. Bakri A.G. Tianlean).

* Judul, gambar, dan konten diambil dari akun Fb beliau



0/Post a Comment/Comments