Oleh
: Rahmatulloh, S.Pd.
Dewasa
ini banyak sekali kejadian-kejadian menarik di sekitar kita yang dapat kita
saksikan melalui media sosial. Kejadian ini di-viral-kan melalui media sosial baik disengaja ataupun sebatas share dari kiriman teman untuk dijadikan
konsumsi informasi yang dibutuhkan publik. Selain kejadian-kejadian menarik,
ada juga istilah-istilah baru yang digunakan oleh pengguna media sosial, baik
di facebook, twitter, what’s app, line,
instagram, atau yang lainnya.
Seperti,
istilah yang belakang ini menjadi populer di telinga netizen (sapaan khas bagi
pengguna media sosial di internet) yaitu kids
zaman now atau generasi milenial.
Kenapa istilah kids zaman now atau generasi milenial ini menarik untuk
diperbincangkan oleh semua pihak. Karena istilah ini dialamatkan pada generasi
yang lahir pada awal tahun 2000-an, dimana generasi ini selalu menampilkan
hal-hal unik yang menjadi pusat perhatian dunia.
Kidz Zaman Now atau Generasi
Milenial
Milenial
tidak lepas dari istilah yang dihubungkan dengan perubahan generasi yang
terjadi pada manusia. Generasi milenial merupakan istilah lain yang biasa
digunakan untuk menyebut generasi Y. Generasi milenial ini lahir saat arus
informasi dan kemajuan teknologi yang demikian pesat. Mereka lahir dan
dibesarkan di era digital, maka wajar generasi ini biasa disebut, NetGeneration atau generasi internet.
Adapula
yang menyebutnya generasi gadjet (Wahana,
2015: hlm 15), maksdunya adalah generasi yang kesehariannya tidak lepas dari
penggunaan gadjet yang terkoneksi internet dalam berinteraksi sosial di dunia
maya. Sejak kecil, mereka sudah mengenal atau diperkenalkan oleh orangtuanya
dengan berbagai gadjet yang canggih. Tidak
sedikitpun mereka kesulitan dalam menggunakannya dalam aktifitas sehari-hari.
Menurut
Sulaiman dan Al-Muscati (2017: hlm 121), menyatakan bawah Generasi adalah
kelompok yang terdiri dari individu yang memiliki kesamaan dalam rentang usia,
dan mengalami peristiwa sejarah penting dalam suatu periode waktu yang sama.
Rentang generasi yang dipelajari mulai dari, (1) Generasi Baby Boomer, lahir
1946-1964; (2) Generasi X, lahir 1965-1980; (3) Generasi Y, lahir 1981-1994;
(4) Generasi Z, lahir 1995-2010; dan (5) Generasi Alpha, lahir 2011-2025.
Dalam
berinteraksi, kids zaman now atau generasi
milenial sangat dekat dengan teknologi internet yang dapat memudahkan
penggunanya dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya. Generasi milenial
tidak lagi menunggu intruksi atau arahan untuk mencari sesuatu, tetapi mereka
sudah mampu mencari informasi yang mereka butuhkan dari alat yang ada di
gemgamannya. Mereka tidak perlu disuapi berbagai teori, karena mereka sudah
pandai mencari, membaca, dan punya wawasan yang luas. Generasi milenial
memiliki beberapa karakteristik, yaitu:
Pertama, fasih
terknologi yaitu generasi digital yang mahir dalam menggunakan teknologi
informasi dan mereka dapat mengakses berbagai informasi yang mereka butuhkan
secara mudah dan cepat. Kedua,ber-sosial
yaitu generasi ini sangat intens berkomunikasi dan berinteraksi dengan semua
kalangan melalui layanan media sosial. Selain berkomunikasi, mereka juga dapat
mengekspresikan apa yang dirasakan dan dipikirkannya secara spontan.
Ketiga, multitasking yaitu mereka dapat
melakukan berbagai aktifitas keseharian dalam waktu yang bersamaan, seperti
membaca, berbicara, menonton, mendengarkan musik atau sambil mengerjakan
sesuatu.
Dan keempat, toleransi yaitu
sikap peduli terhadap lingkungan sekitar dan toleran atas perbedaan.
Kemajuan
teknologi yang dialami oleh generasi milenial ini, tentu berdampak positif pada
semua aspek kehidupannya, tak terkecuali dunia pendidikan. Karena pendidikan
merupakan proses dimana seseorang mencari dan memperoleh pengetahuan baru untuk
kepentingan kehidupannya di masa yang akan datang.
Dunia
pendidikan sangat diuntungkan dengan adanya kemajuan teknologi ini, dimana
seseorang dapat dengan mudah dan cepat memperoleh informasi yang mereka
butuhkan. Mereka cukup menggerakkan jarinya untuk menggeser pada layar gadjet-nya berselancara di dunia maya. Informasi
yang terdapat dalam media internet sangat luas, melebihi informasi yang
terdapat pada buku. Karena buku sangat terbatas dengan jumlah halaman dalam
menyajikan informasi yang butuhkan. Bahkan dalam salah satu jurnal penelitian, telah
terjadi peralihan literasi peserta didik dari perpustakaan fisik ke
perpustakaan online.
Sekurangnya
terdapat empat kompenen yang harus diperhatikan dalam keberhasilan pencapaian
pendidikan, yaitu kurikulum, guru, peserta didik, dan media pembelajaran. Namun
dari ke-empat komponen tersebut, guru merupakan komponen utama keberhasilan
tercapainya pendidikan. Dengan kurikulum, guru tahu tujuan yang hendak dicapai.
Dengan adanya peserta didik, guru harus tahu cara mengembangkan potensi yang
dimiliki peserta didik. Dan dengan media, guru harus mampu meningkatkan pemahaman
peserta didik belajar sesuatu. Maka dari itu, guru harus meningkatkan kapasitas
dirinya untuk menyesuaikan dengan karakteristik peserta didik yang terlahir di
generasi milenial atau lebih populer dengan istilah kids zaman now. Hal ini sejalan dengan sabda nabi Muhammad Saw, “didiklah anakmu sesuai dengan zamannya”.
Maksudnya, guru harus tahu cara mendidik peserta didik yang sesuai dengan
zamannya.
Menjadi
guru yang menghadapi generasi pintar yang difasilitasi dengan kemajuan
teknologi bukan berarti hal yang mudah. Tidak dipungkiri, semua teknologi yang
mereka dapatkan tersebut juga dapat berdampak buruk. Kemudahan mengakses
informasi secara leluasa dapat juga membuka perluang terhadap hal-hal yang
tidak baik.
Namun,
bukan berarti kita sebagai guru menjauhkan peserta didik dari kemudahan
teknologi. Karena teknologi itu jugalah yang membuat peserta didik berada pada
generasi yang tidak tertinggal. Lantas peran kita sebagai seorang guru harus
mendidik mereka untuk memanfaatkan berbagai kemudahan teknologi dengan cara
yang benar. Dan menjadikan hal tersebut sebagai bekal untuk menghadapi
tantangan mereka di abad ke-21.
Keterampilan Abad-21
Kehidupan
abad-21 menuntut sejumlah keterampilan yang harus dimiliki oleh semua warga
negara. Oleh karena itu di sini diperlukan keterlibatan semua pihak terutama
pihak sekolah dalam menyiapkan peserta didik agar memiliki sejumlah
keterampilan yang diperlukan dalam kehidupan di abad-21 ini. Menurut Bunyamin
Maftuh, menyatakan bahwa untuk bisa berperan secara bermakna pada era
globalisasi di abad ke-21 ini maka setiap warga negara dituntut untuk memiliki
kemampuan yang berbeda dengan tuntutan kemampuan dasawarsa yang lalu (Maftuh,
2014 : 4).
Hal
ini menuntut peran guru untuk sungguh-sungguh mengembangkan keterampilan yang
ada pada peserta didik dalam pembelajaran di sekolah. Guru menyiapkan segala
perangkat seperti kurikulum, Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP), dan model
atau metode yang diintergrasikan dengan pembelajaran abad 21. Dengan
mengembangkan keterampilan abad ke-21 di sekolah pada peserta didik diharapkan
setiap individu memilki keterampilan untuk hidup di abad 21 dengan berbagai
peluang dan tantangan yang akan di hadapi di era kemajuan teknologi dan
informasi.
Beberapa
pihak mengemukakan pendapatnya tentang sejumlah keterampilan sosial di abad
ke-21 yang diperlukan oleh setiap warga negara. Diantaranya, Wagner (2008)
dalam Maftuh (2014, hal 3) mengemukakan tujuh survival skills yang perlu dimiliki oleh setiap orang jika ia ingin
hidup di abad ke-21 yang meliputi: 1)
critical thinking and problem solving, 2) collaboration across network and leading by influence, 3) agility and adaptability, 4) initiative and enterpreneurialism, 5) effective oral and written communication,
6) accessing and analyzing information,
dan 7) curiosity and imagination.
Keterampilan
abad ke-21 memiliki empat kategori keterampilan, yakni Collaboration, Critical Thingking dan Problem Solving, Communication,
and Creativy and Innovative. Empat kategori keterampilan abad ke-21 sejalan
dengan tujuan pembelajaran di sekolah, dengan harapan peserta didik siap
menghadapi tantangan zaman di abad ke-21 ini. Hal ini sesuai dengan pendapat
Triling dan Fadel tentang keterampilan abad ke-21. Triling dan Fadel (2009)
mengemukakan sejumlah keterampilan abad ke-21 sebagai berikut : critical thinking and problem solving,
communication and collaboration, creativity and innovation, information
literacy, media literacy, ICT literacy, flexibility and adaptability,
initiative and self-direction. Social and cross-cultural interaction,
producivity and accountability, leadership and responsibility.
Selain
pendapat di atas dikemukaan juga oleh Partnership for 21st Century,
tentang keterampilan abad ke-21, sebagai berikut :
1.
Information
and communication skill: a) information and media literacy, b) visual literacy,
and c) communication skills.
2.
Thinking,
reasoning and innovation skills: a) critical thinking, b) system thinking, c)
problem solving, d) creating and innovating.
3.
Personal
and works place productivity skills: a) interpersonal and collaboration skills,
b) initiative and self direction, c) flexibility and adaptability, d) ethical
behavior, e) social/ personal and cross-cultural skills, f) project planning and
development, and g) productivity and accountability.