MENEPIS TUDUHAN GILA JABATAN PADA SOSOK FAHRI HAMZAH

Oleh Dedy Dewa Wahyudi

pada acara Indoesia Lawyer Club (ILC) yang ditayangkan salah satu media televisi nasional, ada satu pernyataan yang menarik keluar dari salah satu peserta acara dialog malam itu, yaitu pernyataan dari sosok Fahri Hamzah

Fahri Hamzah memberikan pernyataan, yang selama ini menjadi pertanyaan yang menarik ditunggu dari seorang Fahri Hamzah atas tuduhan yang berkembang di sebagian masyarakat

"karena saya tidak nyalon lagi di legislatif DPR tidak di DPD, saya mau pensiun"
pernyataan Fahri Hamzah yang menegaskan dirinya memilih sikap untuk pensiun menjadi jawaban sekaligus menepis tuduhan kapad dirinya bahwa diirnya tak ubah politisi yang gila akan jabatan atau posisi
sebagai informasi, bahwa sudah banyak partai politik yang telah menawarkan posisi startegis dalam partai seperti posisi waketum, sekjen hingga MPP kepada sosok Fahri Hamzah kalau seandainya mau bersedia bergabung
tetapi presiden keluarga alumni KAMMI tersebut tegas menolak dengan memberikan jawaban bahwa dirinya masih setia dan cinta pada partai yang selama ini menjadi tempat dirinya berada
apa yang dinyatakan oleh seorang fahri hamzah atas keputusan dirinya yang lebih memilih pensiun, ibarat sebuah pembuktian diri atas tuduhan-tuduhan yang selama ini selalu dituduhkan pada dirinya
tuduhan-tuduhan serta stiqma negatif yang mengarahkan bahwa sosok Fahri Hamzah tak lebih adalah seorang politisi opportunis, penggila jabatan sehingga merasa keberadaan dirinya selalu penting dan tidak tergantikan, seharusnya menjadi terbantahkan
Fahri Hamzah sang singa parlemen telah menyatakan diri nya pensiun
Mau berikan tuduhan apalagi?, apakah masih menuduh dirinya hanya gimmick semata?, ketika semua bukti telah diberikan bantahannya dengan sikap penolakannya atas tawaran posisi startegis dari sejumlah partai politik
bahkan bisa saja dirinya memilih kemudahan dengan kekuatan elektabilitas yang dimiliki dirinya untuk menjadi salah satu anggota DPD RI dari salah satu daerah pemilihan NTB
Kembali, sang singa parlemen memilh sikap untuk pensiun
ini ibarat sebuah contoh terbaik, ketika begitu banyak fenomena politisi memilih menjadi kutu loncat demi menggapai kekuasaan tanpa lagi peduli atas penilaian dan penadapat masyarakat pemilihnya
seandainya saja Fahri Hamzah seorang opportunis maka dapat dibuktikan dengan gerak cepatnya langsung memilih pindah partai dan duduk pada posisi sekjen agar pada 2019 dirinya dapat masuk proses pencalegkan kembali, tanpa perlu peduli atas penilain dan pendapat orang tentang sebutan kutu loncat
Namun, Fahri Hamzah adalah Fahri Hamzah tetap berdiri dengan pernyataan dan sikap diri yang tegas dan menjadi pembeda
2019, Mungkin kita tidak akan menemui lagi sosok seperti Fahri Hamzah sosok singa parlemen yang setiap orasinya selalu ditunggu karena menjadi pembeda
di 2019, kita akan banyak temui para politisi yang lebih banyak memilih diam menunggu intruksii partai karena takut salah bicara, politisi yang bersedia memilih jiwa pengikut dibandingkan jiwa pejuang
Fahri Hamzah adalah Fahri Hamzah, sang pembeda
@bang_dw

Sumber : Fb

0/Post a Comment/Comments