Ciri Ciri Fisik al Imam al Mahdi

عن أبي سعيد قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: “المهديُّ مني أجْلى الجبهة أقنَى الأنْفِ يملأ الأرض قسطاً وعدلاً كما ملئت ظلماً وجوراً يملك سَبْعَ سِنِينَ.” روه أبو داود
Dari Abu Sa’id Al Khudhri radhiyallahu ‘anhu, ia berkata : Bersabda Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam : “Al Mahdi dari (keturunan)ku. Ia ajla aljabhah dan aqna’ hidungnya. Ia akan memenuhi bumi dengan kebenaran dan keadilan sebagaimana (sebelumnya) telah penuh dengan kedzhaliman dan aniaya. Ia akan memimpin kalian selama tujuh tahun.” [HR. Abu Dawud]
(Masjid Agung Damaskus/klcbs.net)

Ada syahid (penguat) dalam hadits Ibnu Adi dalam Al Kamil, dengan tambahan : “memiliki gigi yang rapi.”

Adapun yang dimaksud ajlah adalah berdahi lebar, yaitu rambut bagian depan kepalanya rontok. [Al Gharib, Ibnu Qutaybah 1/309]
Al Khaththabi berkata, “Orang yang ajlah adalah orang yang bagian rambut depan kepalanya rontok, jika rontoknya sampai ke tengah disebut ajla.” [Al Gharib, 1/79]
Sedangkan yang disebut aqna atau qana adalah hidung yang panjang, dan lancip bagian ujungnya, serta sedikit bengkok di tengahnya. [An Nihayah fii Gharib Al Hadits, Ibnu Al Atsir 4/116]
Ibnu Manzhur berkata, “Hidung yang qana adalah hidung yang panjang, lancip ujungnya, dan bengkok tengahnya.” [Lisan Al Arab, 1/104]
Al Abadi berkata, “Maksudnya bahwa Al Mahdi tidak berhidung pesek, karena orang yang berhidung pesek penampilannya kurang disukai.” [Aun Al Ma’bud Syarhu Sunani Abi Dawud 11/92]
KARAKTERISTIK DAN AKHLAQNYA
Sebagaimana dijelaskan dalam hadits ‘Ali di atas, bahwa akhlaq Al Imam Mahdi sama dengan akhlaq Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alayhi wa sallam. Dalam riwayat yang lain disebutkan,
عن علي قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: “المهديُّ مِنَّا أهْلَ البيتِ يُصْلِحُهُ اللَّهُ في ليلةٍ.” روه الإمام أحمد بن حنبل
Dari ‘Ali radhiyallahu ‘anhu, bersabda Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam : “Al Mahdi dari kalangan kami, termasuk Ahlul Bait, Allah akan menshalihkannya dalam waktu satu malam.” [HR. Ahmad]
Berkata Ibnu Katsir, “maksudnya adalah Allah menerima taubatnya, memberikan taufiq baginya, memahamkannya (urusan agama), dan menunjukinya (memberikan huda); setelah sebelumnya tidak demikian.” [Al Bidayah wa An Nihayah, 10/37]
Begitupun dalam kitab shahihnya Ibnu Hibban meriwayatkan hadits dari Ibnu Mas’ud, bahwa Rasulullah bersabda : “Akan keluar seseorang dari ummatku, namanya sama dengan namaku, akhlaqnya sama dengan akhlaq-ku.” [HR. Ibnu Hibban]
Diambil dari materi kajian MPI Bandung beberapa tahun silam

Laili Al-Fadhli





*Sumber : FB

0/Post a Comment/Comments