Sampai saat ini Prabowo belum menyatakan sikap politiknya
mengenai pilpres 2019. Wacana diantara 3 pilihan berkembang menjadi opini
publik. Walaupun kader dan simpatisan Gerindra menginginkan Prabowo sebagai
Capres lawan Jokowi di Pilpres 2019. Prabowo baru bisa memutuskan sikap politiknya maju atau tidak sebagai Capres setelah
bulan Ramadhan usai.
(Sumber : Jogja.tribunnews) |
Dalam laman Republika 04/03/2018, admin akan menyimpulkan
terkait 3 wacana mengenai opsi Prabowo di Pilpres 2019 sebagai berikut:
Pilihan pertama, menurut Fadly Zon, seluruh kader partai
Gerindra menginginkan Prabowo maju kembali sebagai calon presiden berhadapan
lagi dengan Jokowi yang telah mengalahkannya dalam pilpres 2014. Menurut wakil
ketua Partai Gerindra, Ferry Juliantono, maju atau tidaknya Prabowo sebagai
capres baru bisa diputuskan pada Agustus mendatang.
Pilihan kedua, mengawinkan Prabowo dengan Jokowi. Opini ini
terus berkembang. Dan sempat disinggung internal PDIP dalam rakernas di Bali.
Ada upaya dari PDIP untuk mengajak Gerindra dan PKS untuk bergabung blok mereka
dan Jokowi. Opsi Prabowo sebagai
cawapresnya Jokowi justru aneh menurut internal Gerindra. Keduanya tidak mudah untuk disatukan. Menurut pengamat politik dari universitas Paramadina, Arief Susanto
menyatakan kecil kemungkinan Presiden Jokowi berpasangan dengan Prabowo
Subianto. Jika itu terjadi, justru akan merugikan Gerindra.
Pilihan ketiga, Prabowo berperan sebagai King Maker jika
tidak mencalonkan sebagai presiden di Pilpres 2019 mendatang. Prabowo bisa melahirkan capres kuat penantang Jokowi sebagaimana berperan kuat mengusung
Anies Baswedan pada Pilgub DKI lalu.
Bagaimana pendapat anda terkait 3 wacana ini, apakah anda
setuju dengan salah satunya? Bagaimana pun juga wacana tersebut masih dinamis
dan berubah. Apakah Prabowo mencalonkan sebagai presiden atau tidak di Pilpres
2019 mendatang, biarlah waktu yang akan menjawabnya pada bulan Agustus.