Sebuah Kisah Nyata tentang Memberi Waktu

 By; Ibrahim ElFiky[1]


Ada seorang bocah perempuan yang ikut kedua orangtuanya menjalankan shalat jum’at. Di dalam khutbah bocah tersebut mendengar sang imam berbicara tentang memberi atau sedekah. Seusai khutbah, setelah meminta izin kepada kedua orangtuanya, ia datang menemui sang imam dan menyampaikan, “saya tidak memiliki banyak uang untuk diberikan kepada orang lain.”

Dengan tersenyum sang imam menyatakan, “Kamu bisa memberikan sebagian waktumu atau usahamu, atau pengetahuanmu kepada orang lain. Sedekah bukan hanya dengan memberi uang. Minimal, kamu bisa memberi senyum kepada semua orang. Nabi bersabda, ‘senyummu kepada saudaramu merupakan sedekah.’ Jadi senyuman kepada orang lain termasuk sedekah, dan itu merupakan tanda-tanda orang muslim.
Bocah tadi langsung lari kepada ayahnya dan bertanya, “Apa yang akan kita lakukan?”
“Kita pergi ke rumah sakit menemani dan menghibur orang yang sedang sakit di sana. Barangkali kita bisa meringankan penderitaan mereka, “Jawab ayahnya.
Mereka bertiga lalu menuju ke sebuah rumah sakit. Di sana mereka bertemu dengan seorang nenek yang telah berusia 92 tahun. Nenek ini menderita kanker yang telah menyebar ke seluruh bagian otaknya. Kepada bocah itu sang nenek berkata, “Nenek di sini sudah delapan bulan dan telah berobat ke berbagai rumah sakit sejak empat belas tahun yang lalu. Semua pasien yang ada di sampingku sudah meninggal, tinggal nenek sendirian merasakan pahitnya sakit dan kesepian. Nenek selalu berdoa agar Allah mengirimkan seseorang yang nenek cintai dan ia mencintai nenek ke sini.”
“Semoga Allah memberkatimu, Nak. Nenek akan mendoakan dirimu sampai detik terakhir hidup nenek, “ kata nenek itu melanjutkan.
“Besok saya akan mengunjungi nenek lagi pada jam seperti ini, “jawab sang bocah.
Pada hari berikutnya bocah itu datang lagi, namun menemukan tempat tidur sang nenek telah kosong. Nenek itu telah meninggal. Sang nenek telah meletakkan sebuah surat di atas tempat tidur, yang ditujukan kepadanya. Ia menuliskan, “Apa saja yang telah nenek lakukan kepadamu, nenek tetap tidak bisa mengungkapkan rasa terima kasih kepadamu dan kepada Allah. Nenek mencintaimu sepenuh hati nenek. Nenek tidak memiliki siapa pun di dunia ini, karena itu nenek telah mewariskan semua kekayaan nenek sebesar dua juta dolar kepada dirimu.”
Kita akan menyebut hal semacam ini sebagai pemberian dari Allah. Betapa indahnya memberi! Seandainya bukan karena pemberian, tentu tidak akan ada cinta. Seandainya bukan karena pemberian, tentu manusia tidak akan merasakan keindahan hidup.  
 [1] Diambil dari buku Way to Succes and Rich, hlm. 250-251
Selesai di Cililin jam 05.50 (26 Desember 2010), saat sang Khaliq memberikan kasih sayang-Nya kepada seluruh makhluk-Nya.

0/Post a Comment/Comments