Yuk belajar dari seorang penjual Kerupuk yang tuna netra


Oleh Hamiyatul Aliyah Ainulhaq

Hidup di tengah kota dengan tuntutan kehidupan ekonomi yang tinggi membutuhkan manajemen keuangan keluarga yang baik dan gaya hidup yang sederhana. Apalagi ketika harga bahan pangan dan aneka kebutuhan lain belakangan ini melonjak tinggi. Sementara, penghasilan keluarga terbatas.

Itulah yang dijalani oleh pak Jono (40), warga perumahan Keroncong, Tangerang. Meski tuna netra, pak Jono sehari-hari berdagang kerupuk keliling di Tangerang. Setiap pagi, ia ke pabrik untuk mengambil kerupuk. Kemudian ia menjualnya dari rumah ke rumah dan warung-warung. Tidak ada kendaraan. Ia berjalan kaki sambil mendorong gerobak kerupuk yang sudah dibungkus plastik itu. Sore atau malam hari, setelah Jono menyetorkan hasil penjualan kerupuk ke pabrik dengan sisa kerupuk yang tidak terjual.


“Sehari bisa dapat sampai 50 ribu. Tapi kalo hujan, kadang hanya 40 ribu” ugkapnya kepada Saya, Minggu (9/2), menjelaskan laba bersih yang ia dapat setiap hari. Jono memiliki seorang istri dan dua puteri. Dengan penghasilan sebanyak itu Jono bersama isterinya membiayai kehidupan keluarga termasuk keuangan sekolah bagi dua puteri mereka. Yang sulung sedang belajar di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA), sedangkan yang kedua masih SMP.

Gaya hidup sangat ditekankan oleh Jono kepada keluarganya. Lingkungan sekolah dan masyarakat menawarkan banyak hal. Akan tetapi, semua itu tidak harus diikuti.“Kita ini orang miskin, anak-anak jangan ikut teman-teman yang beruang,” ungkapnya.Jono tidak putus asa dengan keterbatasan fisik yang dimiliki. Ia bekerja dengan penuh semangat walaupun mendapatkan penghasilan sedikit.“Saya tidak ingin menjadikan kekurangan sebagai kelemahan saya” ucap Jono.Menurut Pak Jono dari pada meminta lebih baik berjualan kerupuk seperti ini walaupun mendapatkan hasil yang tidak terlalu banyak tetapi ia merasa senang. Dengan keterbatasan Pak Jono dapat mengetahui uang yang ia terima dari pembeli dan ia pun dapat mengembalikan uang pembeli tersebut dengan benar.
                                                       
Referensi : Kisah hidup Pak Jono


0/Post a Comment/Comments