Final Assault on Jerusalem, 15 July 1099 M

Final Assault on Jerusalem, 15 July 1099 M



Kisah Pilu Sebelum Jatuhnya Kota Al-Quds

Kisah sebelum kekalahan yg menyedihkan tersebut bisa dilihat beberapa penyebabnya dalam referensi sejarah karya 'Izzuddin Abu-l Hassan ibn al-Atsīr yg berjudul al-Kāmīl fī at-Tārīkh (Sejarah Lengkap) dengan tambahan catatan dan elaborasi pertanyaan:

Ketika bangsa Turki Saljuq menghadang laju Pasukan Salib di perbatasan Pegunungan Taurus mereka sempat terkepung di kota Antioch. Jatuhnya Antioch pada Juni 1098 M serta pembantaian yg menyertainya sangat melemahkan kekuatan Turki Saljuq sekaligus menjadi sinyal apa yg akan terjadi pada kota-kota berikutnya. Namun, kekalahan itu dimanfaatkan oleh Dinasti Fathimiyah yg berkedudukan di Mesir dengan mengirimkan pasukan bukan utk menghadang laju Pasukan Salib tetapi utk merebut kota al-Quds yg lepas dari tangan mereka sejak 25 tahun sebelumnya.

* Catatan: Daulah Fathimiyah berhaluan Syi'ah menaklukkan Mesir dari Daulah Ikhsidiyah pada tahun 968 M. Al-Quds dan wilayah Palestina pun dikuasai Fathimiyah pada tahun berikutnya. Pada tahun 1009 M banyak gereja di al-Quds yg dihancurkan atas perintah khalifah Fathimiyah al-Hakīm, termasuk gereja Holy Sepulchure. Kota al-Quds direbut oleh Daulah Turki Saljuq pada tahun 1073 M setelah kemenangan mereka atas pasukan Byzantium di palagan Manzikert.

Balatentara Fathimiyah yg dipimpin oleh al-Afdal ibn Badr al-Jamālī membawa lebih dari 40 manjanik utk menghancurkan dinding pertahanan suci ketiga bagi Ummat Islam. Pada saat ini, kita bisa bertanya: apakah mereka tidak berfikir bahwa hancurnya sebagian dinding pertahanan itu akan menyulitkan diri mereka sendiri dalam menghadapi Pasukan Salib?

Kota al-Quds dibawah pimpinan Suqmān ibn Artuq menyerah dgn persyaratan (al-amn) setelah bertempur lebih dari 40 hari sampai bulan Sya'ban 489 H (Juli 1096). Pertanyaan berikutnya: apakah Suqmān ibn Artuq lebih memilih utk kehilangan kehormatannya sebagai emir Turki Saljuq yg ditugasi mempertahankan al-Quds daripada melihat lebih banyak lagi bagian dari benteng pertahanan kota suci tsb hancur dengan panjangnya pengepungan. Nyatanya, kedua belah pihak tidak memiliki sumberdaya yg memadai utk mereparasi pertahanan kota.

Kota al-Quds diserahkan kepada pengawasan emir Fathimiyah bernama Ifthikhār al-Dawlah hingga sampainya Pasukan Salib pada 7 Juni 1099. Pasukan Salib yg sudah sangat lemah ini nyaris mengurungkan usahanya setelah kegagalan serbuan mereka pada tanggal 13 Juni jika bukan karena tambahan logistik dari 2 kapal milik Genoa. Bukan hanya suplai yg mereka peroleh namun tambahan semangat dan bahan baku utk membangun beberapa menara kayu utk menaklukkan tembok kota. Dari seluruh menara yg dihancurkan tinggal 1 lagi yg tersisa milik Duke Godfrey pada posisi Barat-Laut. Namun kendurnya semangat bertahan menyebabkan yg satu ini menjadi faktor jebolnya pertahanan kota al-Quds.

Kekalahan dan pembantaian yg menyertai lepasnya kota al-Quds ke tangan Pasukan Salib pada 23 Sya'ban 492 Hijri (15 Juli 1099 M) sudah banyak dibahas di berbagai kesempatan. Cukuplah memuhasabah diri dari catatan saksi sejarah anonim berjudul Gesta Francorum yg ditulis 1 tahun setelah peristiwa setelah diterjemahkan dari bahasa Latin menyebutkan:
---
"...[our men] were killing and slaying even to the Temple of Solomon, where the slaughter was so great that our men waded in blood up to their ankles..."

"...[pasukan kami] membunuh dan menyembelih bahkan sampai ke Qubbat ash-Shakra' [Dome of the Rock], tempat dimana pembantaian paling sengit sampai-sampai pasukan kami melewati genangan darah sampai ke lutut..."
---
Jangan pernah ada lagi kota ummat ini yg dipertahankan setengah hati, jangan lagi ada sejengkal tanah ummat ini diberikan pengawasannya kepada mereka yg tidak mencintainya. Kini al-Quds kembali terkepung, namun penduduk yg mempertahankannya jauh dari bantuan Ummat seaqidahnya.

Agung Waspodo, baru bisa sebatas mengirim doa kepada para pahlawan pelindung kota yg sama, 916 tahun setelahnya..

Palembang, 15 Juli 2015

Sumber : FB

0/Post a Comment/Comments