Merasa Insecure, Sampai lupa Bersyukur

Merasa Insecure, Sampai lupa Bersyukur
Oleh  Shofiya Lu’bah Azkia




Ibnul Qayyim berkata, “Oleh karenanya orang yang bersyukur disebut hafizh (orang yang menjaga nikmat). Karena ia benar-benar nikmat itu terus ada dan menjaganya tidak sampai hilang.” (‘Iddah Ash-Shabirin, hlm. 148)

Manusia diciptakan memang di karuniai kesempurnaan masing-masing. Dalam diri sendiri pasti merasakan nikmat Allah yang ada pada diri masing-masing. Sehingga, terlihat pada diri yang penuh dengan ketidak sempurnaan, aku faham manusia memang wajar bila tak sempurna, entah mengapa diri saya sulit sekali bersyukur dalam menerima karunia  Allah yang diberikan kepada diri pribadi.Terkadang bingung dengan diri sendiri, sering sekali merasa Insecure, hingga lupa bersyukur. Merasa Insecure itu bukanlah sekedar perasaan, percaya atau tidak kita pasti merasa ada sesuatu yang salah pada diri masing-masing. Melihat orang sekitar lebih segala-galanya, selalu menikmati kehidupan indahnya, lantas kapan diri sendiri bisa bahagia?

"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".(Q.S. Ibrahim [14]:7)

Allah menjawab atas keraguan kita dalam hal mensyukuri nikmat-Nya. Orang yang bersyukur senantiasa menisbatkan setiap nikmat yang didapatnya kepada Allah Ta’ala. Ia senantiasa menyadari bahwa hanya atas takdir dan rahmat Allah semata lah nikmat tersebut bisa diperoleh. Sedangkan orang yang kufur nikmat senantiasa lupa akan hal ini.

Pernah terlintas “Aku bisa apa?”  “Aku tidak punya kelebihan” apapun itu. Apa yang selama ini kita usahakan, orang lain pun bisa melakukannya juga. Dan pernah sesekali ketika saya menghadapkan diri didepan cermin, ku perhatikan lekat-lekat sosok yang ada di depanku itu. Semakin aku memperhatikannya, semakin terlihat jelas kekurangan-kekurangan yang membuatku semakin sulit untuk sekedar berdiri tegak menatap pantulanku sendiri. Aku merasa berada di dunia lain, di sebuah sudut gelap yang terasa sunyi dan kelam. Aku hanya bisa meringkuk tanpa mampu bergerak barang sedikitpun. Berteriak pun tidak bisa, apalagi berpikiran untuk mencari pintu agar bisa keluar dari ruang gelap yang sebenarnya tercipta oleh diriku sendiri.

Dapatkah aku bahagia? kegagalan kemaren membuatku trauma untuk kembali melahirkan usaha. Sementara perjuanganku hari ini terasa tak bernilai apa-apa. Muhasabah, perenungan yang ku lakukan justru terlalu berlebihan hingga aku lebih terfokus pada segala kekurangan yang kumiliki. Aku sadar betul bahwa meremehkan diri ialah bentuk kepengecutan terhadap diri sendiri. Insecure membawaku jatuh ke jurang yang gelap nan kelam, sampai lupa bahwa bersyukur atas apa yang telah Allah berikan adalah jalan yang terbaik untuk diri pribadi.

Seiring langkah, mengapa tidak menyayangi diri sendiri untuk berusaha keluar dari jurang yang kita gali? Bahwa kita berhak untuk mencintai diri sendiri, mencintai segala kelebihan dan kekurangan, lalu berdamai dengan semua sisi gelap yang di miliki. Seperti yang dikatakan oleh orang lain untuk menghadapi orang yang tengah berada dalam fase insecure, kita harus percaya pada diri sendiri. Bahwa kita berhak bahagia dengan segala apa yang kita miliki, hingga akhirnya tersadar bahwa diri kita terlalu jatuh dan lalai akan kehadiran-Nya.

Hidup memang tidaklah ada yang sempurna karena kesempurnaan hanya milik Allah semata, masih banyak hal yang perlu diperbaiki, love your self, don't judget be kind, nikmati diri kita penuh dengan kepercayaan diri, menjadi Pribadi yang selalu memperbaiki diri tanpa menganggap diri yang paling baik.It's okay to be not perfect. Namun yang harus kota ketahui bahwa segala yang diciptakan-Nya akan selalu membawa manfaat. Tak terkecuali alasan mengapa kita diciptakan, bukankah untuk menyebar kebahagiaan dan manfaat? Aku dengan insecure-ku, membawaku lupa akan caranya bersyukur. Tidak ada penderitaan yang abadi, tidak ada pula kebahagiaan yang abadi. Kecuali bagi dia yang pandai bersyukur, maka selamanya ia akan merasakan kebahagiaan. Karena Bahagia bukan milik dia yang hebat dalam segalanya, namun dia yang mampu temukan hal sederhana dalam hidupnya dan tetap mensyukuri atas apa yang Allah SWT berikan.

Bukankah dunia ini terlalu hampa  jika tidak warnai dengan rasa Syukur?

Lantas siapa yang akan menerimamu dengan sepenuhnya selain itu diawali oleh dirimu sendiri?

Semoga kita selalu menjadi hamba yang selalu bersyukur dan tak menjadi kufur. Karena bersyukur itu jauh lebih mulia dari pada mengeluh tanpa rasa senang sedikit pun. Bersyukur membebaskan diri dari belenggu kecemasan atas rasa Insecure yang tak kunjung mereda dalam diri.

Wallahu a’lam

Gambar : perpaduan dengan aplikasi canva. Untuk gambar muslimah bersumber dari anchor.fm

0/Post a Comment/Comments