Study From Home : Hambatan dan Solusi

Study From Home : Hambatan dan Solusi
Oleh Jajang


Saat ini dunia tengah waspada dalam mengatasi penyebaran virus corona. Coronaviruses (CoV) merupakan bagian dari keluarga virus yang menyebabkan flu hingga penyakit yang lebih berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS-Cov) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV). Penyakit yang disebabkan oleh virus corona adalah Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), penyakit mematikan yang tengah menyebar luas di berbagai negara. 

Indonesia termasuk negara yang sedang berwasapada terhadap penyebaran virus corona. Untuk menjaga keselamatan masyarakat dan mencegah penyebaran virus tersebut, pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan, seperti isolasi, social and physical distancing, hingga Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Penyebaran virus corona dan kebijakan-kebijakan yang muncul untuk penanganannya memberikan dampak terhadap berbagai sektor kehidupan. Selain pada sektor kesehatan, penyebaran virus corona juga memberi dampak terhadap sektor ekonomi, sosial dan budaya, keagamaan, keamanan, serta pendidikan.

Pada dunia pendidikan pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Agama RI., menerapkan kebijakan belajar di rumah atau biasa disebut dengan Study From Home (SFH). Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mendukung kebijakan perguruan tinggi untuk meliburkan perkuliahan karena penyebaran Covid-19 yang semakin mengkhawatirkan, sehingga proses pembelajaran yang biasanya dilangsungkan di kelas dialihkan dengan pertemuan daring (Alam et al., 2020).

SFH merupakan pembelajaran yang tidak lagi dilakukan dengan bertatap muka antara mahasiswa dengan dosen, melainkan secara daring dari rumah masing-masing. Belajar dilakukan melalui aplikasi yang menunjang kegiatan belajar seperti Google Classroom, Edmondo, Ruang Guru, dan sebagainya. Namun, dalam pelaksanaan SFH tidak selalu berjalan dengan lancar, hambatan-hambatan sering kali terjadi. Mahasiswa pun memerlukan adaptasi untuk awal mula pelaksanaan SFH. Pemanfaatan teknologi dan aplikasi harus dikuasai dengan baik untuk hasil belajar yang optimal. SFH atau sistem pembelajaran daring harus memberikan hasil pembelajaran yang baik. Maka dari itu, setiap masalah yang timbul saat pelaksanaan SFH harus segera diatasi.

Menurut Jamaluddin et al. (2020) terdapat beberapa hambatan yang dialami saat SFH dilaksanakan yakni kuota terbatas, tugas yang menumpuk, penguasaan Information Technology (IT) yang terbatas, jaringan tidak stabil, serta telat mengikuti perkuliahan karena tidak biasa melaksanakan kuliah secara daring. Namun, hambatan yang paling sering dirasakan oleh mahasiswa saat SFH adalah  kuota yang terbatas, jaringan tidak stabil, dan tugas yang menumpuk. 

Kuota yang Terbatas

Handphone adalah alat yang paling sering digunakan oleh mahasiswa untuk menjalani SFH. Dalam mengakses pelajaran secara daring tentu dibutuhkan paket data untuk bisa terhubung dengan internet. Mengenai masalah kuota, hal ini erat kaitannya dengan masalah finansial mahasiswa, karena pemakaian kuota yang banyak. Masalah ini terkadang juga dipengaruhi oleh wilayah tempat tinggal yang mengharuskan pemakaian kartu SIM yang mahal untuk mendapatkan kualitas sinyal yang bagus. Masalah kuota adalah masalah yang begitu fatal. Karena tanpa kuota internet, mahasiswa tidak bisa mengikuti pelajaran sama sekali.

Untuk masalah ini solusi yang bisa dilakukan salah satunya adalah dengan memberikan subsidi kuota internet dari pihak kampus kepada mahasiswa. Tentu hal ini sangat membantu, suatu bentuk solusi yang benar-benar memberikan pemecahan terhadap masalah. Pemberian subsidi kuota ini telah dipraktekkan diantaranya oleh Universitas Sebelas Maret (UNS), Telkom University (Tel-U), dan Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI).

Solusi lain yang bisa diterapkan ialah dengan menyediakan aplikasi e-learnig yang ramah kuota. Hal ini telah dilakukan oleh UIN Sunan Gunung Djati Bandung yang menyediakan aplikasi E-Knows, aplikasi yang tidak memerlukan kuota terlalu banyak untuk mengaksesnya (Jamaluddin et al., 2020). Solusi ini membantu mahasiswa dengan mengurangi pemakaian kuota internet, sehingga mengurangi pembelian paket kuota karena pemakaian yang lebih hemat. 

Jaringan Tidak Stabil

Jaringan yang stabil adalah hal penting untuk melaksanakan SFH secara optimal. Jaringan yang buruk akan mengganggu proses pembelajaran. Mahasiswa bisa telat mengikuti perkuliahan, telat mengirimkan tugas karena sinyal yang buruk, atau audio visual yang kurang jelas saat menggunakan aplikasi pembelajaran dengan tatap muka, serta berbagai masalah lainnya. Solusi yang bisa diterapkan untuk masalah ini diantaranya adalah dengan menggunakan kartu SIM yang sesuai dengan tempat tinggal. Keberadaan fasilitas jaringan merupakan hal yang utama dalam pembelajaran sistem daring, karena berkaitan dengan kelancaran proses pembelajaran. Keberadaan mahasiswa yang jauh dari pusat kota atau jauh dari jangkauan jaringan provider tentunya tidak dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan lancar (Jamaluddin et al., 2020). 

Tugas yang Menumpuk

Tugas yang menumpuk juga merupakan hambatan karena mahasiswa tidak bisa benar-benar menikmati dan memperoleh pembelajaran dengan baik. SFH sebaiknya dilakukan dengan sedemikian rupa sehingga materi bisa tersampaikan sebagaimana pembelajaran di kelas seperti biasa. Disini diperlukan saling pengertian antara dosen dan mahasiswa serta harus saling memahami keadaan. Dosen tidak seharusnya memberikan tugas yang begitu banyak tetapi dengan penjelasan materi yang dirasa kurang. Tugas yang menumpuk dengan jarak interval waktu yang pendek serta proses diskusi dan pemberian materi yang kurang kondusif, tentu menjadi masalah bagi mahasiswa. 

Mahasiswa dalam pelaksanaan SFH ini pun harus bertindak sebaik mungkin untuk memperoleh hasil belajar dengan sistem daring yang optimal. Menghargai dan menghormati setiap dosen sangat diperlukan untuk pembelajaran yang kondusif. Termasuk saat tugas menumpuk menjadi hambatan, mahasiswa harus tetap menyikapinya dengan baik serta meyampaikan keluhan dan aspirasi kepada dosen dengan cara yang baik. Saat tugas telah menumpuk, ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh mahasiswa untuk mengatasinya, diantaranya ialah dengan mengerjakan tugas yang memiliki tenggat waktu pengumpulan terdekat terlebih dahulu, berkolaborasi dengan teman untuk saling berdiskusi, serta manajemen waktu yang baik untuk tidak menunda-nunda pengerjaan tugas sehingga tugas tidak semakin menumpuk.

SFH adalah upaya yang dilakukan pemerintah untuk pendidikan di Indonesia di tengah pandemi corona. Kebijakan tersebut harus diikuti oleh setiap lembaga pendidikan yang bersangkutan. Untuk pelaksanaan SFH yang kondusif, baik pihak kampus termasuk dosen serta mahasiswa harus menjalankan perannya masing-masing secara aktif dan bertindak sebagaimana mestinya. Pihak kampus dan mahasiswa harus melaksanakan dan mendapatkan hak dan kewajiban masing-masing untuk pendidikan yang sukses ditengah pandemi corona.

Referensi

Alam, C. N., Irfan, M., Syaripudin, U., dan Zulfikar, W. B. (2020). Pengembangan Aplikasi E-Learning UIN SGD Bandung untuk Work From Home Berbasis Learning Management System

Jamaluddin, D., Ratnasih, T., Gunawan, H., dan Paujiah, E. (2020). Pembelajaran Daring Masa Pandemik Covid-19 Pada Calon Guru: Hambatan, Solusi Dan Proyeksi

0/Post a Comment/Comments