Setelah tiga kali kaum Quraisy mendatangi Abu Thalib
(penjamin Rosul) mengalami kegagalan[1],
lalu dilanjutkan gangguan yang dilancarkan kepada Rosul dan para sahabatnya
semakin menambah keimanan mereka. Kaum musyrikin Quraisy sudah berputus asa. Salah
seorang cendikiawan Quraisy bernama utbah bin Rabiah mendatangi elit Quraisy
meminta ijin kepada mereka untuk menawarkan beberapa hal kepada Rosulullah agar
bersedia menghentikan dakwahnya. Mereka setuju apa yang akan dilakukan oleh
Utbah Bin Rabiah. Lalu ia datang kepada Nabi Muhammad, dengan menawarkan
sebagai berikut;
11. Harta kekayaan
22. Mengangkat sebagai raja
33. Menawarkan pengobatan kepada Nabi karena mereka
beranggapan Nabi kerasukan jin
Rosulullah bertanya kepada Utbah bin Rabiah, “Sudah
selesaikah, wahai Abul Walid?” Utbah menjawab, “Sudah.” Beliau berkata,”Sekarang
dengarkanlah dariku.” Beliau membacakan surat Fushilat [41], ketika sampai
ayat, ‘Jika mereka berpaling, maka
katakanlah, Aku telah memperingatkanmu dengan petir, seperti petir yang menimpa
kaum ‘Aad dan Tsamud.’ (Fushilat
[41] : 13), Utbah menutup mulut Nabi agar menghentikannya, karena takut
dengan ancaman ayat tersebut. Utbah kembali pada tokoh-tokoh Quraisy, dan ia
menyarankan agar mereka membiarkan dakwah Nabi. Para tokoh Quraisy menyangka
bahwasanya Utbah telah kena sihir dari Nabi.[2]


Setelah kegagalan Utbah bin Rabiah, datanglah al-Walid bin
Mughirah dan al-‘Ash bin Wail menemui Rosulullah Saw. untuk menawarkan beberapa
hal, diantaranya;
11. Harta kekayaan
22. Gadis tercantik
Tawaran tersebut dengan syarat agar Nabi bersedia
menghentikan kecaman kepada tuhannya kaum musyrikin Quraisy, beliau menolak
tawaran mereka berdua. Lalu mereka berdua menawarkan, “Bagaimana kalau anda
menyembah tuhan-tuhan kami hari ini dan kami menyembah Tuhanmu sehari
(bergantian)?” Nabi pun tetap menolak, lalu turunlah QS. Al-Kafirun ayat 1-6. [3]
Kaum musyrikin Quraisy berputus asa, dan beberapa kali
mereka mengulang yang sebelumnya telah Utbah lakukan. Menurut Abu Bakar Jabir
al-Jaza’iri, terjadi lima kali penawaran kepada Rosulullah, tidak satu pun
beliau tertarik dengan tawaran dunia yang ditawarkan oleh mereka.[4] Beliau
berdakwah semata-mata karena Allah Swt., bukan karena untuk apapun.
ketika penawaran terakhir musyrikin Quraisy meminta kepada Nabi untuk
membangkitkan nenek moyangnya, terutama Qushayyi bin Kilab, meminta kebun,
istana, emas, perak. Jika Nabi dapat membuktikannya, mereka akan percaya bahwa
beliau benar-benar utusan Allah. Nabi Saw. menjawab, "Aku tidak akan
melakukannya. Aku tidak meminta hal itu kepada Allah."
Selesai di kaki gunung Gede Pangrango