Pengasuhan Sampah Di Negeri Kita


Pada akhirnya apa yang pernah saya prediksikan dan diskusikan bersama suami terjadi juga.Orang-orang sampah yang membuang kotoran dari dalam mobil suatu waktu akan menjadi provokator perkelahian di jalanan.Tengoklah hari ini ! Bukankah generasi sampah ini mulai hadir ? Lahirlah banyak kasus kekerasan .

Kasus bocah yang membuang sampah dari dalam mobil dan mengenai keluarga TNI menjadi potret nyata tentang watak generasi hari ini yang harus dipandang serius.' Betapa mahalnya etika dan sifat minta maaf di negeri kita '.
Ini tak lain karena peran pengasuhan yang salah.Pengasuhan sampah .Ya,anak-anak yang sama sekali tak pernah diajarkan bahwa sampah harus dibuang pada tempatnya sekaya apapun ,semahal apapun mobil atau kendaraan yang kamu punya .Sampah tetaplah sampah . Dibuang harus pada tempatnya.Bila tidak sangat wajar bila ada label yang akan muncul
" Anak-anak sampah "
Pengalaman mudik dua tahun lalu menjadi kenangan paling berkesan bagi Pak suami.Pasalnya,motor yang baru ia beli dan dijajal di jalanan (tak sengaja) kena sampah dari dalam mobil .Pengemudi mobil itu juga tak bisa dibilang muda.Sudah tua bangka, masih tak paham etika.
Sekalipun tak bisa berbahasa Indonesia ,Pak suami tak tinggal diam.Saya yang kala itu dibonceng mengalami was-was yang luar biasa.Belum putri saya yang berada di posisi depan.Sesekali ketika mengingatnya,beliau berkata antara guyon dan sesal ;
" Gila ya jalanan di Indonesia .Siapa kuat dia berkuasa ! Sampah juga punya kelas sosial "
Beliau bilang cukup sekali pengalaman itu terjadi .Mengejar mobil di jalanan.Si pemilik mobil pun hanya tersenyum .Mungkin dia pikir Pak suami lagi mengajak bermain.
Ini akumulasi dari sampah -sampah sosial yang tak tersalurkan di tempat seharusnya orang membuang sampah.Entah apa yang harus diperbaiki lebih dahulu .Entah apa pula yang perlu ditanamkan terhadap anak-anak agar mereka belajar membuang sampah pada tempatnya.
Memang permasalahan yang terjadi di negeri kita sangat kompleks.Akan tetapi, kalau tak ada yang bersuara atau bergerak, kapan perubahan ini akan hadir ?
Tengoklah wajah Citarum ! Hampir sebagian besar orang mengenalnya sebagai ' Sungai terkotor di dunia ' What a shame !
Kalau Anda bergaul dengan kalangan aktivis lingkungan ,maka jangan heran kalau Citarum menjadi cerita legend bagaimana wajah sungai bisa sekotor itu . Apa ini bukti bahwa kelakuan sebagian besar bangsa ini memang ' tukang sampah ' ?
***
Saya terlahir di Maluku yang dikenal dengan pantainya yang mempesona.Tapi ada kenyataan sedih yang tidak hilang sampai hari ini.
"Laut kotor dengan sampah dan plastik"
Ini sudah berpuluh-puluh tahun yang lalu .Dan doa orang-orang kepada saya itu menjadi nyata karena saya selalu mengoceh ;
" Kanapa buang sampah ka laut bagitu ? "
(Mengapa harus membuang sampah ke laut ?)
" Ih ,ana nih biking diri mangarti kaya tinggal di Barat jua "
( Nih anak sok-sokan kayak yang ngerti bak orang tinggal di negara Barat)
Saya hanya mengaminkan bahwa kelak saya akan menjejak di Barat dan menceritakan tentang sungai-sungai jernih dan mengagumkan.Bukankah kata-kata adalah doa ?
Hari ini saya di Barat . Menyaksikan kebersihan yang tak sebatas teori.Hari ini saya disini.Melihat dan belajar bahwa pemandangan ini bisa terwujud jika sama-sama melangkah.Sama -sama mengasuh.
Orang tua mengasuh dari rumah.Sekolah menanamkan dengan penjelasan.Pemimpin mencontohkan dengan sikap dan perbuatan.Hukum tegak bagi yang melanggar.
Saya beberapa kali pernah melakukan video live sedang menunjukkan salah satu taman nasional di Polandia yang memiliki aturan bagi pengunjung salah satunya tidak membuang sampah sembarangan.Kamera dipasang di sudut-sudut untuk memantau orang yang melanggar.Dendanya ? Jangan ditanya .Cukup menguras kantong.
Jawa Barat juga menjadi tanah saya tumbuh dan belajar .Di tanah ini juga saya menjalani hari-hari bersama anak jalanan yang keseharian mereka berada disekitaran sungai Citarum.
Kalau ada yang menyalahkan pemimpin hari ini ,Anda salah besar .Sungai ini sudah dikotori dari zaman ke zaman.Solusi yang harus dicarikan adalah bergerak bersama ,bukan mengumpat kesana kemari.Memang perubahan apa yang diinginkan?
***
Sungai-sungai jernih di Eropa yang menjadi daya tarik setiap negara bukan hadir begitu saja.Pemandangan ini bukan acara sulap ' Sim salabim dan selesai dalam sehari' .
Bertahun-tahun,berpuluh-puluh sudah waktu yang mereka tanam .Tak mengenal hari,bulan apalagi menghitung menit .Anak-anak telah diajarkan,diingatkan,diulang lagi dan begitu seterusnya tentang' tempat sampah ' .
Itulah yang saya kata bahwa kita perlu mengambil kebaikan dan menyebarkannya dari negeri manapun kaki pernah menjejak.
Sayangnya, penyakit pengasuhan sampah kita sudah berada di titik kronis.Dana-dana untuk kebersihan itu berapa persen? Gaji Bapak penjaga kebersihan sebesar apa?
Bagaimana ? Kebersihan ini murah saja tidak dibayar ,lalu kita mau mengharap perubahan apa?
Komentar saya untuk kasus perkelahian antara bocah tengil dan TNI
" Terimah kasih Pak TNI...,Kalau ada yang tidak bisa diajar dirumah tak mengapa dihajar di jalanan supaya menjadi pelajaran bagi generasi yang lain bahwa dalam hidup ini kelakuan sampah harus dibuang pada tempatnya.Sekian "
Polandia,14 Oktober 2017

*Sumber : Fb

0/Post a Comment/Comments