Mu'awiyah bin Abu Sufyan, Pelopor Armada Angkatan Laut Islam

[wartanusantara.id] Mua'wiyah bin Abu Sufyan merupakan salah satu sahabat Rosulullah SAW dan penulis wahyu. Ia juga dikenal sebagai pendiri Khilafah bani Umayyah.


Bintang Mu'awiyah mulai muncul di medan politik dan birokrasi pada zaman Khalifah Umar bin Khatab. Pada waktu itu, Khalifah Umar menugaskan Mu'awiyah untuk menaklukkan Qaisariyah (wilayah pesisir Syam, Palestina) pada tahun 15 H. 


(ilustrasi/sumber Muslim.or.id)


Kota Qaisariyah dikenal sebagai kota dengan benteng yang kokoh dan pasukan perang yang tangguh. Dengan disiapkan pasukannya oleh Yazid bin Abu Sufyan saudaranya (Gubernur Syam), Mu'awiyah melakukan pengepungan yang ketat. Dengan keteguhan hatinya, ia berhasil menaklukkan kota tersebut. Ia mengirim kabar gembira kepada Khalifah Umar bin Khatab dengan seperlima rampasan perang.


Kemudian Khalifah Umar mengangkat Mu'awiyah sebagai Gubernur Yordania pada tahun 17 H. Ketika Yazid bin Abu Sufyan wafat karena wabah Tha'un, Khalifah Umar menyerahkan tugas-tugas Yazid dalam memimpin Damaskus, Ba'labak dan Balqa' kepada Mu'awiyah.


Sebagai Gubernur pengganti saudaranya, Mu'awiyah telah meminta izin kepada Khalifah Umar bin Khatab untuk mengarungi peperangan di lautan. Ia menjelaskan kepada Khalifah tentang posisi Romawi yang sangat dekat dengan Himsh.


Khalifah Umar menulis surat kepada Amr bin al-Ash untuk menjelaskan laut. Maka Amr menjawabnya, "Sesungguhnya aku melihat laut itu bagaikan makhluk yang besar yang dikendarai oleh makhluk yang kecil, bila ia berhenti, maka ia menciutkan hati, bila ia bergerak, maka ia memiringkan akal, keyakinan kepadanya bertambah menipis, kebimbangan bertambah meningkat, mereka seperti ulat di ujung ranting, bila miring maka ia tenggelam, dan bila selamat maka musuh menanti." Setelah seksama membaca jawaban dari Amr, maka Khalifah Umar tidak memberikan izin kepada Muawiyah.


Ide perang di lautan tidak pernah sirna  dari benak Mu'awiyah. Ia berhasrat menaklukkan daerah Romawi. Membuka lahan jihad di laut merupakan sebuah keharusan demi melindungi Syam dan Mesir. Muawiyah sendiri pun berpandangan, 'tidak mungkin mengembangkan program penaklukkan di Afrika selama belum mampu mengambil alih hegemoni wilayah laut dari tangan-tangan Romawi.


Pada zaman Khalifah Utsman bin Affan, Mu'awiyah menjabat Gubernur atas mayoritas wilayah Syam. Ia kembali mengusulkan kepada Khalifah Utsman untuk mengarungi perang di lautan. Ia berusaha meyakinkan Khalifah Utsman bahwa mengarungi lautan ke Qubrush (Cyprus) perkara mudah bagi pasukannya. Khalifah Utsman memberikan izin dengan syarat membawa istrinya dan pasukannya ikut secara sukarela, bukan karena kewajiban.


Maka Mu'awiyah menyiapkan armada-armada laut yang dibutuhkan untuk mengangkut pasukannya. Ia menetapkan pantai Akka sebagai pelabuhan Akka. Di antara pasukan tersebut terdapat  Ubadah bin ash-Shamit beserta istrinya bernama  Ummu Haram binti Milhan. 


Qubrush dijadikan sebagai terminal peristirahatan pasukan Romawi bila mereka berperang. Realita seperti ini merupakan ancaman bagi kota-kota Syam yang berbatasan dengan Romawi. Dengan kelihaian diplomasi dan pengepungan, tidak perlu waktu lama penduduk Qubrush mengadakan perdamaian dengan pasukan Islam dan bersedia membayar jizyah. 


Diolah dari buku biografi Mu'awiyah bin Abu Sufyan karya Ali Muhammad Ash-Shalabi


Iman Blogger


0/Post a Comment/Comments