Türkiye menolak klaim kerja sama militer dengan Israel


[WARTANUSANTARA.ID] 
Kementerian Pertahanan menolak klaim kerja sama dengan Israel, khususnya di bidang pertahanan, yang disebut akan merugikan Palestina.

“Republik Türkiye, yang selalu mendukung Palestina, tidak mungkin melakukan atau terlibat dalam aktivitas apa pun yang akan merugikan Palestina,” kata kementerian itu pada Selasa.

“Kementerian Pertahanan Nasional tidak memiliki aktivitas apa pun dengan Israel, termasuk pelatihan militer, latihan, atau kerja sama industri pertahanan.”

Ia menambahkan bahwa tindakan kekerasan Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza, yang menargetkan rumah sakit, sekolah, tempat ibadah, kamp pengungsi dan warga sipil, sayangnya terus berlanjut “tanpa diskriminasi.”

Pernyataan itu muncul setelah beberapa media mengklaim bahwa Türkiye terus mengekspor bubuk mesiu, senjata, dan amunisi ke Israel.

Secara terpisah, Direktorat Pusat Komunikasi Penanggulangan Disinformasi Kepresidenan Turki juga menolak laporan tersebut setelah memeriksa beberapa postingan media sosial. “Produk yang termasuk dalam daftar dugaan ekspor pasal 93 bukanlah senjata perang dan amunisi, melainkan suku cadang dan aksesori senapan yang tidak beralur, serta perlengkapan memancing yang digunakan untuk keperluan individu seperti olah raga dan berburu,” katanya di X. Menurut data dari Turki Badan Statistik (TurkStat), tidak ada ekspor senapan untuk keperluan olah raga dan berburu sejak Mei 2023, dan angkanya sudah rendah, tambahnya. “Produk yang diekspor dengan judul 'Bubuk mesiu dan bahan peledak, produk kembang api, korek api, paduan piroforik, sediaan yang mudah terbakar' dalam daftar ekspor bab ke-36 adalah 'bahan bakar gel dan cairan korek api'. Telah ditetapkan bahwa ada upaya yang dilakukan untuk memanipulasi opini publik mengenai produk yang termasuk dalam judul bab Tarif Bea Cukai dan diekspor oleh perusahaan swasta,” tambahnya.

Ankara telah menjadi pendukung setia solusi dua negara, dengan kemerdekaan Palestina, bahkan sebelum babak baru konflik dimulai antara Palestina dan Israel pada Oktober lalu. Kali ini, mereka meningkatkan retorikanya terhadap Amerika Serikat atas dukungan terang-terangan AS terhadap apa yang Presiden Recep Tayyip Erdoğan sebut sebagai “kejahatan perang” yang dilakukan oleh pemerintahan Netanyahu terhadap warga Palestina yang tidak bersalah.

Türkiye bekerja sama dengan Mesir, yang menjadi tuan rumah satu-satunya tempat penyeberangan darat dengan Gaza untuk pengiriman bantuan.

Sejak babak baru konflik pecah di wilayah tersebut, Türkiye mengirimkan ribuan ton bantuan ke Mesir untuk dikirim ke Gaza, baik dengan pesawat atau kapal militer. Badan amal Turki mengadakan kampanye nasional untuk mengumpulkan sumbangan bagi warga Gaza.

Israel telah melancarkan serangan militer mematikan di wilayah Palestina sejak serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober.

Setidaknya 32.414 warga Palestina telah terbunuh dan 74.787 lainnya terluka di tengah kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok.

Pada hari Senin, Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi yang menuntut gencatan senjata segera di Gaza selama bulan suci Ramadhan, namun Israel menolaknya dan bersumpah untuk melanjutkan perangnya terhadap wilayah kantong Palestina.

Perang Israel, yang kini memasuki hari ke-173, telah menyebabkan 85% penduduk Gaza terpaksa mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan, sementara 60% infrastruktur di wilayah kantong tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB.

Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional. Keputusan sementara pada bulan Januari memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan tindakan genosida dan mengambil tindakan untuk menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza.

Putaran baru konflik ini disertai dengan rentetan kampanye disinformasi online dan pemberitaan yang bias, terutama di media Barat yang mengadopsi narasi pro-Israel. Sebelumnya, Türkiye membantah klaim di media sosial bahwa Türkiye mengirimkan pakaian dalam termal untuk pasukan Israel ketika sebuah foto yang menunjukkan label "Made in Turkey" pada pengiriman peralatan militer untuk tentara Israel muncul. Türkiye juga menghadapi klaim palsu mengenai "genosida" terhadap suku Kurdi oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sendiri setelah Ankara menuduh pemerintah Israel melakukan kejahatan perang terhadap warga Palestina yang tidak bersalah. Türkiye dan Israel sedang dalam proses menormalisasi hubungan mereka ketika babak baru konflik pecah. Ankara menunda rencana normalisasi dan berjanji untuk memperjuangkan hak-hak warga Palestina setelah 7 Oktober.

Sumber : Daily Sabah

0/Post a Comment/Comments