Tim PKM LPPM UPI Selenggarakan Pelatihan Metode Tahfizh Al-Qur’an

 


WARTANUSANTARA.ID | BANDUNG -- Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), yang terdiri dari Dr. Cucu Surahman, S,Th.I., M.Ag., MA., Dr. (Cand.) Mokh. Iman Firmansyah, S.Pd.I., M.Ag., dan Dr. Muhamad Parhan, S.Pd.I., M.Ag., menyelenggarakan pelatihan menghafal Alqur’an (hifzhul Qur’an) metode T.E.S. bagi mahasiswa pada hari Sabtu, 08 Juni 2024.

Acara yang dilaksanakan di Gedung Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (FPIPS) Lantai 5 Ruang 30 tersebut diikuti oleh 100 peserta yang merupakan mahasiswa dan mahasiswi Pogram Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam (IPAI) FPIPS UPI. Selain dari ketiga Tim PkM, hadir dan menjadi pembicara dalam acara pelatihan tersebut pendiri dan pembina Aeen The School of Huffadz, Ustadz Jemmi Gumilar, ST., yang juga merupakan penemu metode T.E.S.

Menurut ketua PkM, Dr. Cucu Surahman, PkM ini diselenggarakan untuk membekali mahasiswa/i pengetahuan tentang metode atau bagaimana caranya menghafal Alqur’an yang efektif dan efesien, mudah, serta dapat dipraktekkan tengah-tengah kesibukan mereka sebagai mahasiswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa di antara kendala dalam proses menghafal Alqur’an adalah karena ketidaktahuan akan metode menghafal (metode tahfizh). Dengan mengetahui dan mengikuti metode yang baik, maka seseorang akan diarahkan untuk bisa mengatur waktu, menjaga semangat, dan senantiasa disiplin dalam menghafal Alqur’an.


Metode T.E.S., seperti dijelaskan oleh Ustadz Jemmi, adalah metode yang konsen memperbaiki interaksi kita dengan Alqur’an. T.E.S. adalah singkatan dari Tilawah Evaluasi Sederhana. Metode ini mengkombinasikan antara tilawah (membaca), tahfizh (menghafal), dan murajaah (mengulang). Untuk memperbaiki interaksi dengan Alqur’an, termasuk dalam proses menghafal Alqur’an, metode ini menekankan pada tiga rumus yaitu: PD (Percaya Diri), IM2 (Ingat Membaca dan Murajaah), dan 120/4 (120 menit pada 4 waktu/sesi).

120 menit pada 4 waktu atau sesi ini artinya bahwa pada setiap 120 menit atau 2 jam kita harus membaca, menghafal, dan menyetor hafalan (BHS), masing-masing selama 10 menit. Sehingga 10 menit x 3 (B+H+S) = 30 menit. 30 menit x 4 (sesi) = 120 menit. 120 menit itu adalah total minimal interaksi kita dengan Alqur’an, yang berupa tilawah, tahfizh, dan murajaah.

Sehingga dapat kita bayangkan seberapa sering interaksi kita dengan Alqur’an jika kita mengikuti metode ini dan seberapa banyak pahala yang kita dapat di mana pahala membaca setiap huruf dari Alqur’an berupa sepuluh kebaikan sebagaimana Sabda Nabi Muhammad SAW., maka sungguh banyak tentunya pahala yang akan kita dapatkan jika kita mengikuti Metode TES ini dengan konsisten.

Dengan pola seperti yang diajarkan dalam metode TES ini, maka seseorang akan memiliki tingkat interaksi dengan Alqur’an yang tinggi. Tilawah akan terjaga, menghafal akan mudah, dan murajaah pun akan istiqamah (konsisten). Output metode ini adalah dapat tilawah 2-10 juz perhari, hafal 30 juz, dan hafalan yang kuat.

Dengan metode ini, orang sibuk pun akan bisa melakukannya. “Jika pun ia tidak bisa tilawah, karena satu dan lain hal yang sangat urgen, maka cukuplah beristighfar, dan jangan jadikan sebagai sebuah beban”, turun Ustadz yang akrab disapa Bang Jemmi itu. “InsyaAllah, dengan metode TES, target menghafal 1 juz, bisa dicapai dalam waktu maksimal 6 bulan,” tambahnya.

Redaktur: Wahid Ikhwan

0/Post a Comment/Comments