Sebelumnya disinggung tentang gangguan Abu Lahab dan
istrinya kepada Rosulullah. Kali ini penulis akan kisahkan gangguan yang
dilakukan Abu Jahal, Uqbah bin Mui’th, dan al-Walid bin Mughirah, terhadap
dakwah Rosulullah.
Nama lengkap Abu Jahal ialah Amr bin Hisyam al-Makhzumi,
namanya kunyahnya Abu Hakam. Kaum muslimin menyebutnya Abu Jahal karena sangat
buruk perilakunya. Ia terbilang paling
keras permusuhannya kepada Rosulullah Saw. ia selalu melarang Rosulullah untuk shalat di maqam dekat Ka’bah sampai-sampai beliau
memegang kerah baju Abu Jahal dan mengguncang-guncangnya, seraya bersabda dan
membacakan ayat, ”kemudian kecelakaanlah bagimu
dan kecelakaanlah bagimu.” Kesombongan Abu Jahal semakin menjadi-jadi. Pernah suatu saat, Abu Jahal berniat akan
menginjak tengkuk beliau ketika sedang shalat. Allah Swt. menolong beliau
sehingga Abu Jahal mundur ke belakang karena melihat seperti ada parit dari api
dan mereka itu merupakan sayapnya.
Sedangkan gangguan yang dilakukan oleh al-Walid bin Mughirah
menuduh Rosulullah sebagai penyihir. ‘ Seorang penyihir yang bisa memisahkan
antara seseorang dengan bapaknya, seseorang dengan saudaranya, seseorang dengan
istrinya, seseorang dengan kerabat dekatnya, sehingga kalian berpecah belah
karenanya,’ itulah gagasan al-Walid bin Mughirah yang dikemukakannya dalam
pertemuan. Mereka mengabarkan berita tuduhan palsu Rosulullah di setiap pinggir
jalan kepada para penziarah. Nama beliau terkenal di seluruh penjuru Arab.
Ketika Abu Jahal duduk bersama rekan-rekannya, Uqbah bin Mui’th
meletakkan kotoran binatang di pundak
beliau selagi shalat. Mereka tertawa
terbahak-bahak melihat beliau. Beliau tidak bangkit dari sujudnya sehingga
puterinya bernama Fathimah datang menghampiri beliau untuk membersihkannya. Setelah
itu Rosulullah mengangkatnya, dan berdoa, “Ya Allah, hukumlah orang-orang
Quraisy ini.” Beliau mengucapkannya sebanyak tiga kali, hal ini membuat mereka
tersentak, karena tahu berdoa di tempat tesebut (Ka’bah) pasti mustajab.
Sebenarnya banyak sekali gangguan terhadap Rosulullah Saw.
Beliau tetap melakukan dakwah dan melaksanakan Ibadah shalat secara
terang-terangan. Elit-elit Quraisy pun beralih untuk menyiksa para sahabat Nabi
yang memiliki kedudukan lemah. Kebanyakan di antara mereka kaum budak dan fakir
miskin.
nasib para penentang dakwah http://imanakifa.blogspot.co.id/2017/01/nasib-para-penentang-dakwah.html?m=0#more
Selesai di gunung
Gede Pangrango yang dingin.