Kisah Bishir Pemabuk yang Merawat Baik Secarik Kertas Kalimat Suci

Oleh Saief Alemdar

Bishir Al Hafi, seorang sufi zuhud di Baghdad. Beliau lahir di Merv, hari ini masuk wilayah Turkmenistan. Dalam buku “Tazkiratul Aulia” disebutkan kisah hidup Bishir ini, awalnya beliau adalah seorang pemuda berandal yang kerjanya sehari-hari mabuk-mabukan dan berfoya-foya. Mungkin karena zaman itu Baghdad adalah pusat dunia.

Suatu hari, dalam keadaan mabuk, dia berjalan terhuyung-huyung, tiba-tiba dia menemukan secarik kertas bertuliskan “Bismillahirrahmanirrahim”. Bishr mengambilnya dan memercikkan air mawar di atas kertas itu dan menyimpannya dengan baik di rumahnya.
Pada malam hari, seorang laki-laki shaleh di Baghdad bermimpi, dalam mimpi itu ia mendengar perintah untuk mengatakan kepada Bishir: "Engkau telah mengharumkan nama-Ku, maka Aku akan mengharumkan dirimu. Engkau telah memuliakan nama-Ku, maka Aku akan memuliakan dirimu. Engkau telah menyucikan nama-Ku, maka Aku pun akan mensucikan dirimu. Demi kebesaran-Ku, niscaya Ku-harumkan namamu, di dunia maupun di akhirat nanti".

Dia terbangun, “Lah, si Bishir kan berandal!”. Orang shaleh itu berpikir. “Mungkin mimpiku salah”.

Kemudian orang shaleh itu bangun, berwudhu dan sholat, kemudian dia tertidur lagi, dia bermimpi lagi, hal yang sama dilakukan sampai beberapa kali, dan tetap saja bermimpi yang sama.

Keesokan paginya orang shaleh itu pergi mencari Bishir, setiap orang yang ditanya dimana Bishir mengatakan bahwa Bishir sedang di tempat pesta anggur. Orang shaleh itu menemui Bishir dan mengatakan mimpinya.

Kemudian Bishir berkata kepada teman-teman minumnya, "Sahabat-sahabat, aku dipanggil, aku harus meninggalkan tempat ini. Selamat tinggal! Kalian tidak akan pernah melihat diriku lagi dalam keadaan yang seperti ini!"

Nama aslinya Bishir bin Harist Al Marwazy, tapi lebih dikenal dengan Bishir Al Hafi. Al Hafi sendiri artinya “Orang yang nyeker” alias barefoot. Karena beliau tidak pernah memakai sandal kalau berjalan. Di kalangan Ulama tazkiyah Bishir Al Hafi dikenal sebagai wali dan orang shaleh. Saat beliau meninggal seluruh Baghdad bersedih, jamaah shalat jenazah tiada hentinya dari selepas subuh sampai waktu Isya, dan pemakaman terlambat disebabkan banyaknya masyarakat yang mengantri untuk shalat jenazah beliau.

Keterangan : Konten tulisan dan gambar diambil dari akun Fb Saief Alemdar. Hanya judul tambahan dari admin redaksi. Selamat menikmatinya

0/Post a Comment/Comments