Pengkhianatan Yahudi Bani Qainuqa di Madinah

[wartanusantara.id/27-5-2022] Kemenangan pasukan Islam yang dipimpin oleh Rosulullah SAW dalam perang Badar menimbulkan ketidak sukaan di kalangan orang-orang Yahudi di Madinah.


Yahudi bani Qainuqa' membatalkan perjanjian dengan Rosulullah. Mereka pun melanggar kehormatan seorang wanita Anshar.


Rosulullah memanggil para pimpinan Yahudi bani Qainuqa' dan memperingatkan kepada mereka akibat dari perbuatan melampaui batas dan pembatalan perjanjian mereka. 


Namun, mereka dengan lancang menjawab, "Hai Muhammad, janganlah engkau merasa bangga dengan kemenangan yang engkau peroleh atas kaummu karena mereka bukanlah orang yang ahli dalam peperangan. Bila engkau berhadapan dengan kami, niscaya engkau akan mengetahui bahwa kami adalah orang-orang yang ahli dalam peperangan."

Sahabat Nabi bernama Ubadah bin Shamit, salah seorang pemimpin bani Khazraj, berlepas diri dari perjanjian tersebut. Sedangkan tokoh kaum Munafik, Abdullah bin Ubay tetap berpegang teguh dengan perjanjian tersebut.

Rosulullah menyiapkan pasukannya dan bersiap memerangi orang-orang Yahudi bani Qainuqa' yang mengkhianati perjanjian. Selama 15 hari pasukan Islam mengepung benteng-benteng orang Yahudi bani Qainuqa'.

Karena tidak mampu melawan, orang-orang Yahudi bani Qainuqa' meminta kepada Rosulullah supaya mereka pergi dari Madinah. Mereka hanya membawa kaum wanita dan anak-anak mereka, sedangkan harta benda mereka boleh diambil oleh kaum muslimin. Rosulullah menerima tawaran mereka. Kemudian beliau mendelegasikan Ubadah bin Shamit untuk mengusir mereka dan hanya diizinkan selama 3 hari  untuk persiapan meninggalkan Madinah.

Mereka meninggalkan Madinah menuju Adzri'at, belum genap satu tahun tinggal di sana, mereka semua telah binasa

Sumber : Nurul Yaqin karya Muhammad Khudari Bek


0/Post a Comment/Comments