Kesultanan Demak merupakan kerajaan Islam pertama yang ada
di pulau Jawa. Sultan pertama adalah Raden Patah yang mendapatkan restu dari
para wali yang berpengaruh. Kesultanan Demak merupakan pewaris legitimasi dari
Kerajaan Majapahit.
Ketika Sunan Gunung Djati menikahi adik perempuannya Sultan
Trenggana dari kesultanan Demak, ia memerintahkan Sunan Gunung Djati untuk
merintis dakwah di wilayah Sunda Jawa Barat. Sementara Sultan Trenggana memperluas
ekpansi militernya ke Jawa Timur walaupun
pada akhirnya ia gugur dalam peperangan di Penarukan.
Setelah berdakwah di Cirebon, Sunan Gunung Djati bersama
putranya bernama Hassanudin pergi ke Banten. Ia merintis awal berdirinya
Kesultanan Islam di Banten. Ia berusaha untuk menggagalkan usaha konspirasi
anti Demak yang merupakan koalisi Banten bersama Portugis.
Sekitar tahun 1523-4, Sunan Gunung Djati dengan bantuan
tentara Demak mendirikan suatu pusat perdagangan yang merupakan pangkalan yang
strategis di Jawa Barat. Ia juga berhasil menggulingkan penguasa Banten, dan
mengakhiri perjanjian dengan pihak
Portugis.
Pada tahun 1552 M Sunan Gunung Djati menyerahkan
kekuasaannya kepada anaknya bernama Hassanudin. Sultan Hassanudin memperluas
kekuasaannya ke wilayah Sumatra Selatan dan lampung yang merupakan penghasil
lada. Sultan Hassanudin berkuasa dari tahun 1552 hingga 1570 M. Setelah gugurnya Sultan Trenggana, Kesultanan Demak tengah
terjadi konflik internal keluarga kesultanan. Hal ini yang menyebabkan Sultan
Hassanudin mendeklarasikan kemerdekaan Kesultanan Banten, terlepas dari penerus
Kesultanan Demak.
(Salah Satu Situs Sejarah Kesultanan Banten/Regional.liputan6.com) |
Sumber :
Sejarah Indonesia Modern karya M.C. Ricklefs
SKI karya Mukarom